Bahtera Nuh Ditemukan

Urusan Kecil


2008-04-17
- Jawaban.com -

Lukas 16:10
Barangsiapa setia dalam perkara-perkara kecil, ia setia juga dalam perkara-perkara besar. Dan barangsiapa tidak benar dalam perkara-perkara kecil, ia tidak benar juga dalam perkara-perkara besar.

Bacaan Alkitab Setahun : Mazmur 108; Lukas 20; Hakim-Hakim 3-4

Urusan uang adalah urusan besar, kata orang. Karena itu orang mau bersahabat atas nama segala macam hal, kecuali dalam hal uang. Begitu menyangkut soal keuntungan atau pembagian harta, orang tidak lagi mengenal teman atau saudara, sampai-sampai ada orang yang meminta Tuhan Yesus agar saudara-saudaranya membagi harta warisan. Sedemikian tingginya uang.

Namun, kita dapat melihat bagaimana bendahara yang tidak jujur memakai uang untuk menjamin masa depannya. Ternyata, bukan uang yang paling utama, melainkan persahabatan dan balas budi. Orang cerdik ini tahu bahwa uang tidak bisa menjamin masa depan, sedangkan ia sendiri tidak dapat setia dalam hal uang, sehingga ia memanipulasinya demi persahabatan.

Tentu saja, tidak ada kebenaran dalam korupsi. Jika dalam hal uang saja tidak setia, apalagi soal keselamatan hidup kekal di sorga. Tapi, kita pun diajari bahwa dalam bisnis ada persahabatan dan balas budi, yang lebih besar nilainya daripada uang.

Bisnis bukan semata-mata memperoleh keuntungan yang sebesar-besarnya, melainkan juga harus membangun kepercayaan dan kerja sama dengan orang lain. Dalam jangka pendek hal ini kelihatannya tidak terlalu menguntungkan, namun memberikan peluang lebih baik dalam jangka panjang. Dan bagi kita pun lebih baik, karena kesetiaan kita dalam hal keuangan membuat kita dapat memberi hidup bagi masa depan orang-orang yang kita sayangi.

Bisnis bukan semata-mata tentang untung besar, tapi bagaimana membangun kepercayaan dan kerja sama.

Mengatasi Pencobaan Dengan Bijaksana

I Korintus 10:12-13
Sebagai orang percaya, kita kadang mendengar informasi yang keliru tentang pencobaan. Sebagai contoh, banyak orang percaya bahwa merasa tergoda adalah berdosa, padahal Yesus dicobai Iblis di padang gurun (Matius 4:1). Jika Tuhan tetap melakukan hal yang benar setelah digoda melakukan hal yang salah, maka pencobaan itu bukanlah dosa. Kita harus berjaga-jaga melawan pikiran-pikiran salah yang dapat mengganggu kemampuan untuk tetap kuat.Kebenaran tentang pencobaan adalah bahwa pencobaan merupakan suatu bujukan untuk mengambil keinginan-keinginan yang diberikan oleh Tuhan melebihi batasan-batasan yang diberikan-Nya. Kita merasakan tarikan dari dalam diri yang berdosa, untuk berbuat dan memikirkan hal-hal tak bermoral. Kita tidak akan pernah terlalu dewasa atau terlalu rohani sehingga dapat mengendurkan kewaspadaan. Iblis akan selalu mencoba menggunakan kelemahan dan ego kita.Pencobaan didasarkan pada fantasi, yaitu kemampuan untuk menikmati sesuatu yang ingin dimiliki atau lakukan, tanpa melakukan tindakan nyata. Kita berkata pada diri sendiri bahwa tidak apa hanya berpikir selama tidak bertindak. Namun kala kita membiarkan diri terhanyut dalam pikiran menggoda tersebut, maka pikiran akan terhubung dengan emosi dan menghasilkan suatu keinginan. Keinginan bertumbuh sampai pada keputusan untuk melakukan sesuatu. Pencobaan dimulai dari hal kecil dengan dalih "sekali tidak akan menyakiti": Sekali minum. Sekali bohong. Sekali ciuman. Masalahnya, sekali kita menyerah, dosa akan semakin besar dan menuntut sampai menjadi gaya hidup.