Bahtera Nuh Ditemukan

Curhat Dengan Tuhan

- Jawaban.com -
View: 889 times

Aku merenungkan betapa Tuhan itu Bapa yang sangat baik. Dia bukan Bapa yang tidak tahu keadaan anak-anak-Nya. Ya pikiran, hati atau kejadian yang dialami si anak saat itu juga. Tapi dia Maha tahu.

Tapi didalam perenunganku aku terbesit kembali dengan pertanyaan Jika dia tahu semua isi hati, pikiran dan situasi yang kualami. Apaka ia peduli terhadap semua itu?

Ketika suatu saat pikiran ku mumet soal segala hal yang ada dalam hidupku ya pekerjaan, pelayanan, keuangan, teman hidup atau hal-hal yang merupakan pilihan-pilihan. Pernah aku merasa apa Dia tahu pikiranku yang mumet ini hmmmm. Dengan segera hati ku berkata "Ya Dia tahu" tapi apakah Dia "peduli". Jika "ya" mengapa tidak kasih yang lebih baik? Mengapa orang yang tidak kenal Tuhan dapatkan yang baik sedangkan aku?

sampai saat keadaan hati ku merasa tidak ada yang peduli, tidak ada yang mengerti, tidak ada yang memperhtikan dan merasa sendiri.

Setiap hari kurenungkan Firman Tuhan dan kutemukan jawaban yang pasti, Dia berkata

"Nak, jangan marah karena orang yang berbuat jahat. Jangan iri hati kepada orang yang berbuat curang" dengan kasih Dia menyatakan itu.

Aku bertanya "Apakah aku tidak lebih berharga dari mereka Tuhan?"

Katanya padaku "Mereka segera kering seperti rumput dan layu seperi tumbuhan hijau dan kaku. Kejadianmu ajaib dan pasti ajaib apa yg Kubuat. Sekali-kali Aku tidak akan membiarkan kamu dan sekali-kali tidak akan meninggalkan engkau."

"Tapi mengapa aku harus mengalami hal-hal menyesakkan. Bukankah Kau katakan aku diciptakan ajaib? Bukankah kehidupanku seharusnya dipenuhi kejaiban?" ku katakan pada-Nya dengan sedikit kesal!

"Nak, berdiam dirilah dan nantikan Aku"

"Bagaimana aku dapat berdiam jika hati dan pikiranku tak tenang? dan bagaimana aku dapat menantikan-Mu ketika aku merasa waktu-Mu terasa begitu lama."

Kembali dengan nada kesal kukatakan pada-Nya!

"Nak, jangan kau marah karena orang yang berhasil dalam hidupnya atau karena orang yang melakukan tipu daya. berhenti marah anak-Ku dan buang panas hati itu, jangan marah, itu hanya membawa mu kepada dosa......."

Aku berdiam. Dengan hati yang hancur aku mengakui "Bapa ampuni aku yang telah menjadi marah dan kesal akan keadaan ku. Dan membandingkan diriku dengan orang lain. Bapa, Kau tahu aku telah menyerahkan hidupku pada-Mu agar aku berubah dalam kehidupan rohaniku. Caraku melayani-Mu. Temperamenku. Dalam hubunganku dengan-Mu. Meskipun pernah Kau merubahku dengan cara yang sangat menyakitkan dagingku dengan meminta hal yg sangat kusukai. Aku sadar jika uang, pelayanan, teman hidup bukanlah segalanya. Kaulah segalanya. Saat ini berikanlah hatiku kekuatan sekali lagi untuk percaya dan berjalan bersama-Mu."

Tiba-tiba aku ingat akan sebuah bait lagu yang berkata: "Walau kadang tak tahu rahasia jalan-Mu. Dan keputusan dari-Mu namun Aku trus PERCAYA"

Dan lagi Bapa menyatakan kasihnya kepada ku sambil berkata:

" Apakah kau percaya kepada-Ku? Apakah kau sudah melakukan yang benar? Dan apakah Kau tetap didalam hadirat-Ku dan tetap setia? Dan apakah kau bergembira karena kehadiran-Ku? Jika kau lakukan semua Aku akan memberikan kepadamu apa yang diinginkan hatimu"

Kurenungkan kata-kata-Nya

"Serahkanlah hidupmu kepada-Ku dan percayalah kepada-Ku dan Aku akan bertindak; Aku akan munculkan kebenaran-Mu seperti terang, dan hakmu seperti siang. Berdiam dirilah dan Nantikanlah Aku......"

"Jika kamu bergantung kepada-Ku maka kau peroleh apa yang seharusnya kamu miliki dan begembira karena kesejahteraan yang berlimpah-limpah. Aku akan menuntun dirimu. Menetapkan langkah-langkahmu disaat hidup mu tetap berkenan kepada Ku. Dan Aku tidak membiarkanmu tergeletak saat jatuh. Kau tahu? dari dahulu sampai sekarang tidak pernah Aku lihat orang benar ditinggalkan atau anak cucunya meminta-minta tetapi justru mereka menjadi berkat. Begitu juga dengan hidupmu. Nantikanlah Aku dan tetap berjalanlah bersama-Ku maka Aku akan mengangkat engkau. Aku mengasihimu. Jadilah kuat anak-Ku"

Kini dengan hati yang bersyukur aku katakana:

"Thank You FATHER!!" Kini aku semakin tahu dan percaya akan kehadiran-Nya dalam Hidupku. Tidak sekedar hadir tetapi Dia menjadi segalanya untuk hidup ku. Dia ajar aku tidak bergantung pada iman dimasa lalu tetapi pada iman ku disaat ini kepada Dia. Mekipun belum tahu jalan-Mya dan keputusan hati-Nya tapi aku tahu janji-Nya. Dia tidak akan meninggalkanku dan aku percaya Dia tahu apa yang Dia sedang kerjakan didalam ku. Yang pasti yang terbaik bagiku.

Memang kadang masih ada kekuatiran dihatiku, tetapi KepercayaanKu kepada Allah lebih besar. Aku mulai belajar mengucap syukur dan melihat perkara-perkara ajaib yang dia kerjakan dalam hidupku. Dari hal yang sederhana seperti diberi motor sampai pelayanan digereja. Dia angkat aku melayani lebih tinggi bersama Dia. Soal perkerjaan, sahabat hidup, itu urusan Bapa. Seperti Tuhan Yesus bilang setia perkara kecil maka akan diberikan perkara yang lebih besar.

From Glory To Glory - Dari Kemulian ke Kemulian yg lebih Besar!

Sumber: Gideon Sihombing

Mengatasi Pencobaan Dengan Bijaksana

I Korintus 10:12-13
Sebagai orang percaya, kita kadang mendengar informasi yang keliru tentang pencobaan. Sebagai contoh, banyak orang percaya bahwa merasa tergoda adalah berdosa, padahal Yesus dicobai Iblis di padang gurun (Matius 4:1). Jika Tuhan tetap melakukan hal yang benar setelah digoda melakukan hal yang salah, maka pencobaan itu bukanlah dosa. Kita harus berjaga-jaga melawan pikiran-pikiran salah yang dapat mengganggu kemampuan untuk tetap kuat.Kebenaran tentang pencobaan adalah bahwa pencobaan merupakan suatu bujukan untuk mengambil keinginan-keinginan yang diberikan oleh Tuhan melebihi batasan-batasan yang diberikan-Nya. Kita merasakan tarikan dari dalam diri yang berdosa, untuk berbuat dan memikirkan hal-hal tak bermoral. Kita tidak akan pernah terlalu dewasa atau terlalu rohani sehingga dapat mengendurkan kewaspadaan. Iblis akan selalu mencoba menggunakan kelemahan dan ego kita.Pencobaan didasarkan pada fantasi, yaitu kemampuan untuk menikmati sesuatu yang ingin dimiliki atau lakukan, tanpa melakukan tindakan nyata. Kita berkata pada diri sendiri bahwa tidak apa hanya berpikir selama tidak bertindak. Namun kala kita membiarkan diri terhanyut dalam pikiran menggoda tersebut, maka pikiran akan terhubung dengan emosi dan menghasilkan suatu keinginan. Keinginan bertumbuh sampai pada keputusan untuk melakukan sesuatu. Pencobaan dimulai dari hal kecil dengan dalih "sekali tidak akan menyakiti": Sekali minum. Sekali bohong. Sekali ciuman. Masalahnya, sekali kita menyerah, dosa akan semakin besar dan menuntut sampai menjadi gaya hidup.